Senin, 15 Februari 2010

Akhwat itu lebih pemalu dari putri malu

AKHWAT ITU LEBIH PEMALU DARI PADA PUTRI MALU

“ Adalah Nabi salallahu’alaihi Wa salam lebih malu dari pada seorang gadis didalam pingitan “ [HR. Al-Bukhari]

Akhwat . . .
Perempuan sholeha yang identik dengan jilbab raksasanya dan pakaian longgarnya. Yang sangat menjaga diri dari hal-hal yang bertentangan dengan agama. Senyumnya terkembang ketika bertemu dengan saudarinya. Salam yang selalu terhatur dalam lisan yang terjaga. Jalannya anggun seraya menundukkan pandangan. Sikapnya tegas tapi lembut. Sifatnya pemalu tapi ga’ malu-maluin. Dengan menjadi diri sendiri, akhwat biasanya lebih bisa flexible dalam berkarya dan bertindak. Tanpa melanggar apa yang sudah ditetapkan oleh Sang Maha.

Dengan lawan jenis pun biasanya akhwat sangat menjaga dirinya. Menjaga diri dari interaksi yang berlebihan, menjaga diri dari terjerumusnya hati yang membuat syaithan tertawa bahagia, menjaga diri dari fitnah yang dibuat oleh diri sendiri. Karnanya banyak akhwat yang tidak begitu kenal teman lawan jenis (baca : ikhwan). Karena memang terkadang para akhwat sangat pemalu didepan saudaranya (baca : ikhwan/cowok/pria/laki-laki), karena akhwat memang menjaga dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi para kaum adam. Seperti kisah yang pernah aku dengar semasa aku semester baru. Masih cerita di sekitar kawasan Al Hikmah, Jakarta Selatan. Suatu sore menjelang maghrib, hujan baru saja berhenti dan cuaca masih agak mendung. Jalan dan selokan di kawasan tersebut pun masih tergenang oleh air Seorang Akhwat berjalan sendirian menuju jalan Bangka Raya, beliau baru saja pulang dari kursus bahasa arab di PBAT. Sementara beliau berjalan, dari arah yangberlawanan muncul seorang ikhwan yang juga hendak menuju masjid Al-Hikmah untuk kursus di PBAT. Sebagaimana biasa, yang sudah merupakaan ciri tersendiri bagi seorang akhwat, ketika berpapasan dengan seorang ikhwan seolah-olah bagaikan bertemu dengan seekor harimau yang siap menerkamnya. Maka mulailah sang Akhwat menundukkan pandangannya, berjalan menepi ke arah kiri dengan cepat untuk menghindari jarak radiasi dengan sang ikhwan. Namun mungkin karena kurang hati-hati dalam melangkah dan tidak sadar, sang akhwat tercebur dan jatuh di sebuah selokan yang penuh dengan air. Karena tidak banyak orang yang ada pada waktu itu, akhirnya dengan menggunakan tali yang ada pada tasnya, terpaksa si Ikhwan ikut membantunya keluar dari selokan tersebut. Dan sang akhwat harus berterima kasih pada 'Harimau' yang tadi ditakutinya itu.Saudariku, Belajarlah menjadi pemalu dalam masalah kesucian diri. Agar kita terdidik menghayati kalimat kenabian yang mula_ mula ini :
“ Sesungguhnya diantara kalimat kenabian yang mula-mula adalah : Jika kamu tidak lagi memiliki rasa malu, lakukan saja apa yang kamu mau” [HR. AlBukhari]

Kata Salim . A. Fillah dalam bukunya “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” Dalam sebuah hati yang selalu merasa diawasi Allah, akan muncul rasa malu yang dahsyat kepadanya.

“ Sifat malu adalah dari keimanan, & keimanan itu tempatnya disyurga. Perkataan yang busuk adalah kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at tempatnya dineraka” [HR. AL-bukhari & At-tirmidzi]
Wallahu’alam Bishowab . . .

Kikikiki >>> seraya muhasabah diri ^^

Tidak ada komentar: