Sabtu, 27 Februari 2010

Ketika Akhwat Tak Mau Berbagi

AKHWAT PUN TAK MAU BERBAGI . . .

Siang itu diTaman syurga An-nahl, Para An-nahl crew sedang berkafa’ah ria. Pas lagi asyik- asyik ngobrol, tiba-tiba Bidadari Tarbiyah mereka menanyakan sesuatu
Murabbi : “Gimana pandangan kalian tentang poligami?”
Dengan semangat mereka menjawab ”SETUJA … eh … SETUJU”
Murabbi : ”Hmmm... kalo gitu, siap ga’ kalo di poligami???” *jiyaaaahhhh, Si Mbak …. Nikah aje belon udah ngomongin poligami * Daaannnn…. Jawaban mereka sangat kompak, sekompak ngabis-in makanan hasil dari kafa’ah . . . yaitu “TIDAK!!!” Murabbi hanya tersenyum simpul, lalu nanya lagi. “Kenapa dek?” dan jawabannya pun rata-rata sama “ ga’ mau berbagi mbak ”. Murabbi pun memberikan pengertiannya. Setelah beliau menjelaskan panjang lebar, Ada juga beberapa hati yang luluh dan menyatakan rela dipoligami. Asal jadi yang PERTAMA.

Cerita lain lagi . . .
Ketika lagi kumpul – kumpul sama beberapa akhwat ….
Aku : “ Pandangan kalian tentang poligami gimana ?’
Ukhti A : ”Sepakatlah, itu kan aturan Allah Ki”
Aku :” Berarti anti rela donk dipoligami ”
Ukhti B : ”Yah.. ga’ lah ukh. Suami ana hanya milik ana seorang” sambil nyengir kuda >>> Bew . . . posesif amat yaks

Weleh..weleh …..
Rata-rata akhwat yang aku tanya, Sebenarnya mereka (akhwat) setuju dengan hukum poligami. Tapi, mereka kagak mau dipoligami. Hmmm…. “Tanya Kenapa?”
Apa karena belum dewasa??? Hmmm… ga’ juga!!! Ini balik lagi kepehaman masing-masing diri. Pemahaman ilmu tarbiyah yang didapatkannya. Dan keikhlasannya dalam mengambil keputusan. Karena kuantitas akhwat lebih banyak dari ikhwan 1 berbanding sekian gitu . . .
Makanya....Ayo, gali ilmu lebih banyak, belajar lebih banyak tentang apapun, termasuk POLIGAMI *walaupun kita belum menikah, memupuk pemahamannya harus dari sekarang Jeng *

Meminjam puisi dari ”Puisi suami minta izin poligami” (ayomenikah.multiply.com).
Puisi Suami
Istriku.., Jika engkau bumi, akulah matahari. Aku menyinari kamu.
Kamu mengharapkan aku.
Ingatlah bahtera yg kita kayuh, begitu penuh riak gelombang
Aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumi pun silau
Lantas aku ingat satu hal
Bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi, ada planet lain yg juga mengharap aku sinari
Jadi..
Relakanlah aku menyinari planet lain, menebar sinarku
Menyampaikan faedah adanya aku, karna sudah kodrati
dan Tuhan pun tak marah…
Balasan Puisi sang istri …

Suamiku…,
Bila kau memang mentari, sang surya penebar cahaya…..
Aku rela kau berikan sinarmu kepada segala planet yg
pernah TUHAN ciptakan
karna mereka juga seperti aku butuh
penyinaran dan akupun juga
Tak akan merasa kurang dengan pencahayaanmu
AKAN TETAPIIIIIIII. .
Bila kau hanya sejengkal lilin yg berkekuatan 5 watt,
jangan bermimpi menyinari planet lain!!!
Karena kamar kita yg kecil pun belum sanggup kau terangi
Bercerminlah pd kaca di sudut kamar kita, ditengah remang-remang
Pencahayaanmu yg telah aku mengerti utk tetap menguak mata
Coba liat siapa dirimu… MENTARI atau lilin ? PLEASE DEH…!!!

Suami juga harus ukur-ukur diri kalo mau poligami. Jangan ambil keputusan sepihak doank mengatasnamakan “PENYELAMATAN”. Istri pun sangat berperan dalam merelakan suami untuk poligami. Kalo dikira-kira suami hanya sebuah lilin mah ga’ usah diizinin, itu bakal menzholimi banyak pihak, Termasuk dia (suami) sendiri. Karena salah satu syarat poligami adalah harus ADIL. JIka kita melihat dia (suami) sebuah mentari. Maka bantulah ia mendapatkan yang terbaik dimata Allah, dimatamu *cat : dengan keikhlasan* dan suamimu. Wallahu’alam bishowab. Sudahkah kerelaan itu ada pada diri anti ???
*saya juga lagi belajar*

Minggu, 21 Februari 2010

Proposal Cinta Sang Alumni

PROPOSAL CINTA SANG ALUMNI

Kami ceritakan kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk. (QS:Al-Kahfi 13)

Mahasiswa yang berkecimpung didakwah kampus disebut Sebagai aktifis dakwah kampus (ADK). Dan tentu sebagai ADK, berdakwah dikampus sebagai suatu keharusan. Kampus sebagai miniatur Negara adalah salah satu tempat terfavorit buat mensyiarkan agama Allah. Karna selain bi’ah yang terkondisikan dengan baik, kampus merupakan sekumpulan pemuda-pemudi yang berada dalam usia yang penuh vitalitas dan semangat yang dibutuhkan Islam untuk melakukan perombakan ummat. Akan tetapi,tentu tidak selamanya kita menjadi mahasiswa. Karena Ada batas waktunya. Paling lama 7 tahun, kalo ga, bakal di DO (Drop Out). Berarti kita mempunyai waktu sedikit untuk menikmati dakwah dikampus. Bukan hanya dakwah kampus, dakwah sekolah pun waktunya sangat singkat. Paling tidak hanya 3 tahun kita merasakan dakwah sekolah. Itu kalo yang merasakannya semenjak SMA. Catatannya, bagaimana setelah pasca sekolah atau pasca kampus. Mau kemana kita??? Kalo pasca sekolah, mungkin ia akan ke dakwah kampus. Itu bagi yang mau lanjut ke perguruan tinggi. Nah, yang ga’. Kemanakah ia???

Ladang dakwah terbentang luas, bukan hanya dikampus atau disekolah. Dakwah pasca kampus adalah dakwah yang sebenarnya. Karena kita benar-benar terjun ke masyarakat amma. Dimana pun, kita bisa berdakwah, dikampung, dikantor, di Bus kota. Diantara sekian banyak cara untuk berdakwah, kita juga bisa memakai dakwah fardiyah untuk masuk ke ranah seperti itu. Cara yang ampuh buat menarik simpati orang lewat kepribadian dan tauladan Aktifis dakwah itu sendiri.


Inilah salah satu yang kerjakan teman baikku. Ia kembali ke dakwah sekolah, tempat dimana ia ”dibesarkan” dulu. Sebagai bentuk terima kasihnya kepada Allah dan Tarbiyah yang telah membantunya mengubah hidup. Selain membina ia pun aktif mendampingi adik-adik Rohisnya mengerjakan program kerja. Kemarin aku dapati ia sibuk membantu mengerjakan proposal kegiatan adik-adik rohisnya. Yah.. persembahan Proposal Cinta Sang Alumni untuk sekolah tercintanya. Yang telah menjadi fasilitas hidayah dari Allah.
Ketahuilah, pernah di suatu kunjungan seorang Pimpinan Persatuan Ulama Dunia berkata : “Insya Allah, masa depan yang gemilang itu, kejayaan yang pernah hilang di tangan kita, akan dapat kita kembalikan lagi. Dan saya berharap, Indonesia akan menjadi pemimpin kebangkitan ini” (Dr. Yusuf Al Qaradlawy, Masjid Al-Azhar Jakarta, 1999)
Jadilah barisan dari kebangkitan islam itu dengan mengambil ladang garapanmu. Entah itu di sekolah, kampus, kampung,keluarga,kantor,pasar dan lainnya. Karena, dakwah tidak mengenal dimensi tempat dan waktu. Teruslah menyeru pada kebaikan KAWan.... Sebab SyurgaNya menantimu!!!!

Sabtu, 20 Februari 2010

Ada apa dibalik rupa sang pengantin???

Ada apa dibalik Rupa Sang Pengantin???

Ada apa dibalik rupa sang pengantin???
Ga’ ada apa-apa sih, hanya sebuah pertanyaan yang Ga’ penting.
Pasti kamu pernah khan datang kepesta pernikahan temen, saudara atau pun kerabat.

Pernah ga’ ngerasa kalo pengantin wanita dan pengantin pria nya mirip?? Itu yang sering aku temui Seperti Hari Jum’at kemarin aku mendatangi akad nikah temen satu pengurus partai tempat kami sama-sama berjuang. Dan, aku terheran-heran. Kenapa temenku itu begitu mirip sama suaminya??? Subhanallah . . .

Bukan hanya itu beberapa bulan yang lalu Kakak tingkatku juga melangsungkan pernikahan. Eh… pas bersanding di pelaminan. Baru sadar kalo wajah mereka mirip. Padahal sebelum menikah aku melihat tampang mereka. Kagak ada mirip-miripnya.
Dan masih banyak cerita lainnya.Capek nulisnya ^_^

Daaaaaannn…… santer terdengar kalo kita sama pasangan kita itu mirip. Tapi, ga’ semuanya kok. Kayak nenek dan kakek aku, kagak ada mirip-miripnya. Tapi, tetep aja langgeng hingga maut memisahkan mereka *ceileeee …. Hahahaha*

Nah… saudara- saudara, sekarang mulailah memperhatikan orang disekitar anda yang mirip dengan anda. Jangan-jangan, dialah calon pendamping hidupmu….
*orang keren ga’ akan mempraktekkan saranku ini, hanya orang-orang yang”aneh” yang mau melakukannya. Waspadalah….waspadalah *bangnapimodeon*

Selasa, 16 Februari 2010

cerita cinta ditaman cinta

CERITA CINTA DITAMAN CINTA

Bertemu di September 2007 hingga kini masih bersama.
Bersama merajut cita dan cinta karnaNya.
Taman cinta ini kami namai An-Nahl.
Karna kami menginginkan, kami seperti lebah yang selalu bermanfaat bagi orang lain.
Bidadari tarbiyah kami pun tak keberatan dengan nama itu.
Jadilah kami bener-bener seperti lebah selalu bersemangat memberikan kebaikan tiap langkahnya dan sangat bising kalo udah ngumpul.

Hampir 3 tahun bersama melewati kebersamaan yang tiada habisnya.
Merawat bunga-bunga ukhuwwah ditaman cinta agar selalu bersemi.
Supaya ia selalu bermekaran ditengah peradaban dunia...
Maka, biarkan Kami kembali mengukir peristiwa demi peristiwa
Saat berjalan menuju markas yang begitu jauh dengan ongkos yang terkadang pas-pasan
Saat dihukum ketika terlambat dengan push up atau mojok keluar lingkaran untuk baca Qur’an 1 halaman
Saat berlomba-lomba menambah hafalan Al-Qur’an kita
Saat saling menyemangati meningkatkan amal yaumi
Itu begitu indah . . .
Saat makan durian bersama dipinggir jalan pakek duit kas
Saat Lomba 17-an di bawah pohon-pohon yang menjulang tinggi
Saat bertualang di Banana Boat yang membuat kita terjatuh bersama
Saat menangis haru dikala bidadari tarbiyah kita menikah
Sungguh, itu begitu indah

Karena cinta ditaman cinta ini begitu menakjubkan. Membuat aku terpana dan terpesona. Membuat aku rindu untuk bertemu kembali di HNA (Hari NgEdate An-NahL) setiap pekannya
Untuk An-nahl 1, An-nahl 2 , An-nahl 4, An-nahl 5, An-nahl 6 dan Bidadari tarbiyah ku yang sabar dititipi An-nahl dalam hidupmu.
Ana ukhibukum Fillah . . . .

Senin, 15 Februari 2010

Akhwat itu lebih pemalu dari putri malu

AKHWAT ITU LEBIH PEMALU DARI PADA PUTRI MALU

“ Adalah Nabi salallahu’alaihi Wa salam lebih malu dari pada seorang gadis didalam pingitan “ [HR. Al-Bukhari]

Akhwat . . .
Perempuan sholeha yang identik dengan jilbab raksasanya dan pakaian longgarnya. Yang sangat menjaga diri dari hal-hal yang bertentangan dengan agama. Senyumnya terkembang ketika bertemu dengan saudarinya. Salam yang selalu terhatur dalam lisan yang terjaga. Jalannya anggun seraya menundukkan pandangan. Sikapnya tegas tapi lembut. Sifatnya pemalu tapi ga’ malu-maluin. Dengan menjadi diri sendiri, akhwat biasanya lebih bisa flexible dalam berkarya dan bertindak. Tanpa melanggar apa yang sudah ditetapkan oleh Sang Maha.

Dengan lawan jenis pun biasanya akhwat sangat menjaga dirinya. Menjaga diri dari interaksi yang berlebihan, menjaga diri dari terjerumusnya hati yang membuat syaithan tertawa bahagia, menjaga diri dari fitnah yang dibuat oleh diri sendiri. Karnanya banyak akhwat yang tidak begitu kenal teman lawan jenis (baca : ikhwan). Karena memang terkadang para akhwat sangat pemalu didepan saudaranya (baca : ikhwan/cowok/pria/laki-laki), karena akhwat memang menjaga dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi para kaum adam. Seperti kisah yang pernah aku dengar semasa aku semester baru. Masih cerita di sekitar kawasan Al Hikmah, Jakarta Selatan. Suatu sore menjelang maghrib, hujan baru saja berhenti dan cuaca masih agak mendung. Jalan dan selokan di kawasan tersebut pun masih tergenang oleh air Seorang Akhwat berjalan sendirian menuju jalan Bangka Raya, beliau baru saja pulang dari kursus bahasa arab di PBAT. Sementara beliau berjalan, dari arah yangberlawanan muncul seorang ikhwan yang juga hendak menuju masjid Al-Hikmah untuk kursus di PBAT. Sebagaimana biasa, yang sudah merupakaan ciri tersendiri bagi seorang akhwat, ketika berpapasan dengan seorang ikhwan seolah-olah bagaikan bertemu dengan seekor harimau yang siap menerkamnya. Maka mulailah sang Akhwat menundukkan pandangannya, berjalan menepi ke arah kiri dengan cepat untuk menghindari jarak radiasi dengan sang ikhwan. Namun mungkin karena kurang hati-hati dalam melangkah dan tidak sadar, sang akhwat tercebur dan jatuh di sebuah selokan yang penuh dengan air. Karena tidak banyak orang yang ada pada waktu itu, akhirnya dengan menggunakan tali yang ada pada tasnya, terpaksa si Ikhwan ikut membantunya keluar dari selokan tersebut. Dan sang akhwat harus berterima kasih pada 'Harimau' yang tadi ditakutinya itu.Saudariku, Belajarlah menjadi pemalu dalam masalah kesucian diri. Agar kita terdidik menghayati kalimat kenabian yang mula_ mula ini :
“ Sesungguhnya diantara kalimat kenabian yang mula-mula adalah : Jika kamu tidak lagi memiliki rasa malu, lakukan saja apa yang kamu mau” [HR. AlBukhari]

Kata Salim . A. Fillah dalam bukunya “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” Dalam sebuah hati yang selalu merasa diawasi Allah, akan muncul rasa malu yang dahsyat kepadanya.

“ Sifat malu adalah dari keimanan, & keimanan itu tempatnya disyurga. Perkataan yang busuk adalah kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at tempatnya dineraka” [HR. AL-bukhari & At-tirmidzi]
Wallahu’alam Bishowab . . .

Kikikiki >>> seraya muhasabah diri ^^

Bidadari dirumah tua

Bidadari dirumah tua

Rumah itu berada disebuah lorong kecil yang hanya bisa dimasuki kendaraan berroda dua saja. Rumah itu memang tidak terlampau besar. Cukup untuk menghilangkan kelelahan dan mengembalikan kebahagiaan. Dihalaman rumahnya terdapat rumput-rumput liar yang selalu bersemangat untuk tumbuh subur.Selain itu juga ada pohon mangga yang buahnya tidak mengenal musim, terus berbuah walau tak lebat.

Dirumah sederhana yang berdindingkan kayu dan beratap genteng batu inilah para bidadari itu dibesarkan. Yah… ada empat bidadari kecil didalamnya, yang semuanya perempuan *ya eyaalah, namanya juga bidadari*. Mereka adalah Armelia Rizky Hidayati/Kiki (panggilan kesayangan : Kikot atau Uni ), Arliza Nurul Ramadhani/ Dedek ((panggilan kesayangan : Bodek), Arfiani Ulfa sari/Pipi(panggilan kesayangan : Mpot), dan Ardelia Nidya Agustina/ Ninit (panggilan kesayangan : Bonit). Kami adalah bidadari-bidadari bagi Mamah dan Papa kami. Tentu, karna kami anak-anaknya. Walau kami semuanya perempuan, tidak menutup kemungkinan rumah jadi adem ayem. Akan ada pertengakaran kecil setiap harinya. Karena itulah “bumbu” bersaudara kandung. “Ga’ berabtem ga’ seru “. Tapi… tentu berantem yang wajarlah.

Kami menghabiskan masa kecil hingga dewasa saat ini dirumah tua itu. Rumah ini tempat beribadah bersama, tempat melepaskan segala kepenatan, tempat bebagi untuk setiap penghuninya, tempat seru-seruan, tempat bersenda gurau bersama. Maha Suci Allah, telah menganugerahkan keluarga ini dalam hidup. Hmm… pokoknya Rumahku syurgaku deh ^^

Sabtu, 13 Februari 2010

Bunda.... Gigiku Copot

Namanya Juliana. Umurnya belom genap 5 tahun. Tapi pinternya 3 jempol deh buat dia. Pipinya yang tembem kayak apem buatku makin gemes. Tiap hari bawa bekal nasi uduk. Tulisannya bagus,rapi. Kadang, Suka nangis tiba-tiba. Seperti beberapa hari yang lalu. Setelah ia mengigit tutup botol susu temennya *dia jahil juga tuh*. Dia langsung pegang giginya yang kayak gigi tikus itu. Dan..... copot. ” Bun, gigiku copot ” teriaknya sambil tersenyum lebar. Aku kaget dan bilang sama partnerku ” Mbak, gigi Juli copot ” . daaaaannn . . . .Tiba-tiba dia nangis jerit-jerit. ”huuuuaaahhh... Bun, gigi Juli copot ya. Hiks...hiks....” aku langsung kaget dan dengan sigap partnerku langsung menggendong dia. Dan kami pun menghibur dia

Aku : ” Ga’ apa-apa Nak, ntar giginya tumbuh lagi kok”
Juli : ” Bener Bun . . . ”
Aku : ” Iya donk....”

Beberapa hari setelah insiden itu, pas baru dateng kesekolah pagi itu....
Juli : ” Bun, kata Bunda gigi aku numbuh, kok ga’ numbuh-numbuh nih?”
Aku : *jiyaaaahhh, nih anak * ” Bener kok, tapi nanti ....”
Juli : ” Kapan Bun . .. ”
Aku : ” Mangkanya Juli harus jadi anak soleh dulu, rajin belajar. Ntar Giginya pasti numbuh
Juli : *terdiam.... dan langsung mencari kegiatannya sendiri*

Anak zaman sekarang . . .
Beneran harus dijelasin dengan detail. Kalo ga’ . . . . Grrrr . . .

*merindui mereka Malaikat - malaikat kecilku ...... Bunda rinduuuuuuuuu . . .Kalian kangen..kangen...kangen.. pokoknya kangeeeeeennn
huhuhu *menangis semalam

Minggu, 07 Februari 2010

Panggilan yang membebaniku

Panggilan Yang Membebaniku

Cerita Pertama
Semasa aku SMA, aku dipanggil Kakak oleh adik-adik kelasku. Dan aku suka. Tapi, adik-adik teaterku pada “kurang asem” . Panggilan itu di plesetin, jadi “Kak Kiki.... Kak Kiki...KaKi...KaKi...”*dengan tempo cepat* Huaaa.... muncullah tanduk diatas kepalaku.Masak KaKi (singkatan dari Kak Kiki) >>> ingat!!! Adegan ini jangan ditiru. Berbahaya.

Cerita kedua
Saat semester 3, saat itu juga aku punya adik tingkat. Tapi entah kenapa aku ga’ mau dipanggil “Mbak” .Bagiku panggilan itu membebaniku. Karena seorang “Mbak” harus punya ilmu, pemahaman, dan segalanya mendekati sempurna deh*ini pikiranku dulu saat aku masih kolot dan belon pinter*. Lagipula adik tingkat dibawahku 1 tahun, umurnya sama denganku. Karena aku sekolahnya prematur. Maksudnya tidak seperti anak umumnya yang berusia 6 tahun saat kelas 1 SD. Usiaku 5 tahun saat aku kelas 1 SD. Tapi untuk tahun selanjutnya mentalku udah kuat buat menerima kenyataan bahwa aku sudah jadi “Mbak-Mbak” *udah tuaaaa*

Cerita selanjutnya
Agustus 2007, aku ditawari untuk menjadi guru TK. Dan itu berarti aku harus mau dipanggil BUNDA. Dan lagi-lagi aku terbebani. Karena ga’ cucok sama aku yang kayak gini. Aku khan Serem dan Kasar *ih...buka aib ndiri! Oh bukan, ini tawadhu’ namanya!! Jiyaahhh... kagak nyambung* dan tiba-tiba dipanggil BUNDA yang identik dengan orang yang lemah lembut dan wanita banget deh. Mau ga’ mau, suka ga’ suka , harus di panggil BUNDA Kiki. Dan ujung-ujungnya terbiasa ampe sekarang. Dan terbukti aku ga’ serem-serem amat, karena malaikat-malaikat kecilku sangat meyayangiku *hayah...kiki geeuuurr* terlihat dari sinar mata ketulusannya....

Cerita terakhir *huff...akhirnya terakhir juga*
Disemester akhir ini, aku harus mengikuti Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) ke SMA favorit di kotaku. Dan karena aku mau praktek jadi guru. Jadilah aku di panggil “BU Guru” *huuuuaaaa.... inilah panggilan yang tak kusukai. Awalnya* Umur mereka itu kayak adik-adikku. Tapi mereka memanggilku “Bu....” Sungguh, belom siap dengan panggilan yang satu ini.
Mau ga’ mau...Suka ga’ suka.... Siap-ga’ siap. Waktu akan terus bergulir. Dan akan membawamu ke kejadian-kejadian yang tak engkau duga sebelumnya. Maka persiapkan dirimu untuk melewati setiap kejadian itu dengan membawa bekal ilmu, pengalaman dan pemahaman serta mental yang kokoh.
Selamat menanti panggilan – panggilan baru ya sobat . . .
Karena mungkin setelah panggilan ibu guru, aku akan dipanggil dengan Ny. X, atau dengan Ummi nantinya dan lainnya. Seperti itu juga kalian. So, Bersiap siagalah )I(

Panggilan yang membebaniku

Panggilan Yang Membebaniku

Cerita Pertama
Semasa aku SMA, aku dipanggil Kakak oleh adik-adik kelasku. Dan aku suka. Tapi, adik-adik teaterku pada “kurang asem” . Panggilan itu di plesetin, jadi “Kak Kiki.... Kak Kiki...KaKi...KaKi...”*dengan tempo cepat* Huaaa.... muncullah tanduk diatas kepalaku.Masak KaKi (singkatan dari Kak Kiki) >>> ingat!!! Adegan ini jangan ditiru. Berbahaya.

Cerita kedua
Saat semester 3, saat itu juga aku punya adik tingkat. Tapi entah kenapa aku ga’ mau dipanggil “Mbak” .Bagiku panggilan itu membebaniku. Karena seorang “Mbak” harus punya ilmu, pemahaman, dan segalanya mendekati sempurna deh*ini pikiranku dulu saat aku masih kolot dan belon pinter*. Lagipula adik tingkat dibawahku 1 tahun, umurnya sama denganku. Karena aku sekolahnya prematur. Maksudnya tidak seperti anak umumnya yang berusia 6 tahun saat kelas 1 SD. Usiaku 5 tahun saat aku kelas 1 SD. Tapi untuk tahun selanjutnya mentalku udah kuat buat menerima kenyataan bahwa aku sudah jadi “Mbak-Mbak” *udah tuaaaa*

Cerita selanjutnya
Agustus 2007, aku ditawari untuk menjadi guru TK. Dan itu berarti aku harus mau dipanggil BUNDA. Dan lagi-lagi aku terbebani. Karena ga’ cucok sama aku yang kayak gini. Aku khan Serem dan Kasar *ih...buka aib ndiri! Oh bukan, ini tawadhu’ namanya!! Jiyaahhh... kagak nyambung* dan tiba-tiba dipanggil BUNDA yang identik dengan orang yang lemah lembut dan wanita banget deh. Mau ga’ mau, suka ga’ suka , harus di panggil BUNDA Kiki. Dan ujung-ujungnya terbiasa ampe sekarang. Dan terbukti aku ga’ serem-serem amat, karena malaikat-malaikat kecilku sangat meyayangiku *hayah...kiki geeuuurr* terlihat dari sinar mata ketulusannya....

Cerita terakhir *huff...akhirnya terakhir juga*
Disemester akhir ini, aku harus mengikuti Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) ke SMA favorit di kotaku. Dan karena aku mau praktek jadi guru. Jadilah aku di panggil “BU Guru” *huuuuaaaa.... inilah panggilan yang tak kusukai. Awalnya* Umur mereka itu kayak adik-adikku. Tapi mereka memanggilku “Bu....” Sungguh, belom siap dengan panggilan yang satu ini.
Mau ga’ mau...Suka ga’ suka.... Siap-ga’ siap. Waktu akan terus bergulir. Dan akan membawamu ke kejadian-kejadian yang tak engkau duga sebelumnya. Maka persiapkan dirimu untuk melewati setiap kejadian itu dengan membawa bekal ilmu, pengalaman dan pemahaman serta mental yang kokoh.
Selamat menanti panggilan – panggilan baru ya sobat . . .
Karena mungkin setelah panggilan ibu guru, aku akan dipanggil dengan Ny. X, atau dengan Ummi nantinya dan lainnya. Seperti itu juga kalian. So, Bersiap siagalah )I(

Sabtu, 06 Februari 2010

Ranselku Sayang, Ranselku Malang

Dear ranselku sayang
Untuk 3 bulan ini dengan terpaksa aku memuseumkan mu dulu
Bukannya aku tak sayang
Apalagi aku berpaling darimu
Tapi, aku sedang mencoba jadi professional menjadi seorang guru
Maklum yaks . . .
Diriku sedang PPL (Pengalaman Praktek Lapangan)

Aku terpaksa memakai si “kotak coklat” itu
Padahal aku ga’ suka-suka amat sama dia
Malah kadang aku tersiksa
Karna si”kotak coklat” berukuran kecil
Cuma muat kotak pencil sama Al-Qur’an doank
Ga’ kayak kamu ...
Apapun bisa masuk *kecuali lemari es dan sejenisnya*
Tentu aku akan bersabar, Hanya 3 bulan Kok


From : yang sangat menyayangimu >>> KIKI <<<

Sebenernya bukan hanya ransel yang termuseumkan, Jilbab – jilbabku selain warna putih dan hitam. Baju-bajuku selain putih. Dan Rok –rok ku selain hitam. Karena sekarang aku sedang PPL .Secara performance tiap hari Harus pakek jilbab hitam/putih, baju putih, rok hitam. Selain itu harus pakek tas yang ”feminim” *huaaa,ini menyiksaku* risih rasanya, karena belom terbiasa.Karena memang ga’ mungkin pakek ransel. Apa kata dunia??? Belom lagi harus pakek sepatu hitam yang agak tinggi *ini membuatku kakiku sakit* .Tapi, sudahlah. Inilah namanya belajar. Harus ada perjuangan dan pengorbanan. Semoga akan selalu menyenangkan hingga diakhir waktunya.

[buat kamu yang sedang dalam masa penantian] MENUNGGU DISAYUP RINDU

By :Al-Maidany

Ho … burung pun bernyanyi
Melepas sgala rindu
Yang terekam malu
Di balik qalbu

*Oh…angin pun menari
Mencari arti
Adakah ini fitrah
Ataukah hiasan nafsu

Didalam sunyi ia selalu hadir
Didalam sendiri ia selalu meninggi
Kadang meronta bersama air mata
Seolah tak kuasa menahan duka (*)

Biarlah….. semua mengalir
Berikanlah kepada ikhtiar
Dan sabar untuk mengejar

*Sabarlah menunggu
Janji Allah khan pasti
Hadir tuk datang
Menjemput hatimu

Sabarlah menanti
Usahlah ragu
Kekasihkan datang
Sesuai dengan iman dihati (*)

Sabarlah menanti

Bila didunia ia tiada
Moga diSyurga ia telah menunggu
Bila didunia ia tiada
Moga diSyurga ia telah menanti

Rabu, 03 Februari 2010

Tatkala Citaku Luluh Lantah

Hanya ingin menceritakan tentang keinginan seorang ARMELIA RIZKY HIDAYATI. Dahulu kala, ketika aku masih imut-imut alias masih anak-anak. Seperti anak-anak biasanya, aku punya cita-cita yang sangat familiar untuk era ini yaitu jadi arteesss *CATET Ini dulu yah. Kala aku kanak-kanak*. Lebih tepatnya pengen jadi Presenter .Tapi aku udah putus asa duluan. Karna tiap kali aku menunjukkan talentaku didepan kaca dengan ngomong sendiri. Selalu dibilangin oleh orangtua dan adik-adikku ”Hati –hati Uni *panggilan Kakak orang minang* ntar GILA”. Ku Urungkan niatku untuk mengali lebih jauh bakatku. Karna aku takut bener-bener gila *padahal kalo orang disekitarku menyadari, itu salah satu caraku mengembangkan bakatku. Aku mah dulu kagak ngerti*. Tatkala aku beranjak remaja sekitar SMP aku mengubah cita-citaku ingin jadi penulis novel. Tapi tetep ga’ istiqomah berubah lagi pengen jadi Sutradara * ini aku luapkan dengan mengikuti teater disekolahku waktu itu* Tatkala aku beranjak ke masa putih abu-abu (SMA) aku pengen jadi wartawan *sempet ikut test wartawan koran lokal Sumsel. Gagal!!! * .Lalu ganti lagi pengen jadi penyiar radio, kayaknya keren aja gitu * gara-gara suka kirim atensi diradio dan liat-liat penyiar radio disana kayaknya gimana gituuu *. Tapi keburu hijrah jadi akhwat, Kubatalkanlah cita-citaku satu itu. Karna terkait hadist nabi yang mengatakan kalau”suara wanita adalah aurat”. Eh... beberapa hari setelah hijrah aku maen ke radio itu dan ditawari ikut acara ”DJ Hunting” *huaaa... kenapa pas udah hijrah sih ditawarinnya. Yah...inilah cobaan* aku hanya bisa senyum-senyum doank. Padahal dalem hati pengen!!! Setelah menjadi akhwat aku malah ga’ punya cita-cita. Hidupku mengalir bagai air. setelah duduk dibangku kelas 3 SMA diakhir semester genap setelah menghadapi UAN. Barulah aku berfikir tentang masa depan. Mau kemana aku ??? Mau jadi apa aku??? Akhirnya aku konsultasi kan dengan Kakak kelasku yang udah kuliah, beliau bilang ”ambil FKIP(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) aja dek, kalo akhwat emang enaknya jadi guru” . Setelah lulus SMA, aku pun mengikuti SPMB dan lagi...lagi GAGAL!!! Kuputuskan untuk masuk ke Universitas yang bener-bener tulen mencetak seorang guru, aku masuk PGRI dan ngambil jurusan Matematika. Satu tahun di Matematika menyiksa jiwa dan ragaku. Seumur umur aku ga’ pernah menangis gara-gara ga’ bisa ngerjain soal. Dan akhirnya aku menangis saat UTS mata kuliah KALKULUS *kalo denger kata-kata Kalkulus, aku langsung merinding ampe gatel-gatel [ini didaramatisir]. Bagiku itu menakutkan>>trauma tingkat tinggi<< * Setelah satu tahun di Matematika kayaknya primbonku *jiyaahh* tak menunjukkan aku berjodoh disini, Akhirnya aku putuskan untuk pindah program studi. Dan tidak mudah mengurusinya. Menguras airmata berember-ember *halah..halah...lebay*. Aku pindah ke Program Studi Bimbingan dan Konseling. Guru BK gitu. Duh,,, ini mah gue banget. Aku bener-bener jatuh cinta. Secara gitu yaks, dulu pernah terbesit pengen jadi psikolog. Tapi lupa . . . Hehehe... Dan aku benar-benar jatuh cinta sama profesi ini (Insya Allah). Dan sekarang, aku tau, mau jadi apa aku. Aku pengen jadi konselor remaja. Karna aku sangat tertarik dengan dunia mereka. Kalo udah agak tua dikit. Mendekati umur 50 tahun aku akan beralih profesi menjadi Konselor Pernikahan. Semoga..... amin Allahumma Amin. Wallahu’allam Bishowab
Note : Baiklah Sahabat.... Ambil ibroh dari ceritaku diatas *emang ada?? Ada donk >>maksa*
Bantu Kenali potensi kamu *termasuk orang disekitar kamu*. Karna jika potensi dikenali sejak dini. Insya Allah, akan bisa dikembangkan dengan baik. Dan pilihlah sesuatu yang sesuai dengan kehendak hati. Bukan karna materi, paksaan, atau rasa ga’ enak. Lakukan apa-apa yang kamu yakini kamu bisa >>> Ibroh yang kagak nyambung. Disambung-sambungin sajalah.hehe <<<

Selasa, 02 Februari 2010

Tulisan yang tak dianggap ^^

Hanya ingin mengungkapkan uneg-uneg yang sempet eneg difikiranku. Ini tentang hasil karyaku. Hasil dari muntahan otak seorang ARMELIA RIZKY HIDAYATI.

Aku suka menulis sejak aku kecil. Diantara saudara kandungku, hanya aku yang punya diary sejak aku kecil. Sedangkan adik-adikku tidak. Ini menandakan, aku benar-benar suka menulis *maksa* Setelah punya MP aku makin semangat buat menulis. Tapi kendalanya rasa kepercayaan diriku. Aku kurang pede mempubliskan tulisanku via blog or note. Karna aku merasa, tulisanku itu JELEK. Dan ga’ ada manfaatnya deh. Hanya sebuah tulisan gajebo yang ga penting.

Susah sekali meyakinkan diri awalnya. Apalagi setelah aku pede menginvite banyak contact diMP. Aku makin malu buat menulis. Karena takut dibaca oleh orang.

Cara aku mengungkapkan katapun kadang ga’ bermakna. Padahal aku suka menulis apa –apa yang ada difikiranku. Dalam kata lain aku suka menulis yang ringan-ringan. Tapi berusaha menulis yang berbobot, sedang usaha *harus banyak baca neh*

Aku suka baca blog temen-temen, Wuiihh... mereka hebat-hebat sekali. Rancangan katanya, berbobot dan menginspirasi. Ada perasaan iri didalam batinku. Kenapa aku sulit sekali untuk menterjemahkan realita hidup untuk dituangkan kedalam tulisan???

Tapi ada yang aku lupa dari semua yang kufikirkan tadi. Bahwa ada proses disana. Menulis pun ada prosesnya. Ga’ langsung bagus khan??. Tapi bertahap. Seorang penulis terkenal pun pasti awalnya tulisannya ga’ bagus-bagus amat toh *yeee... Kiki sok tau neh :p * Yah ..... aku rasa inilah sebuah proses pencapaian kreatifitas. Terkadang kita harus terus menulis untuk mencapai kekhasan tulisan kita ^_^

Seperti kata Dean Koontz *ga tau siapa neh* ”semakin sering orang menulis dan semakin sering pula orang memikirkan tulisannya, semakin bagus jualah karyanya.”

Hayu’ Teruslah menulis. Belajar dan Belajar. Belajar tiada henti. Walaupun belum memberikan manfaat untuk orang banyak. Yah.... minimal bisa memberi manfaat buat diriku sendiri berupa kelegaan hati ketika sudah mengungkapkan uneg-uneg itu kedalam sebuah tulisan.... Masalah orang mau bilang kagak kreatif. Whateverlah. Yang penting gue suka. Tapi, aku tau kok warga MP pada baik-baik ^______^

Senin, 01 Februari 2010

Negeri Dogeng itu bernama multiply

Multiply . . . .
Mengenalnya dipertengahan tahun lalu belum membuatku jatuh hati. Mungkin karna aku ga’ ngerti cara menggunakannya *habis perintah-perintahnya pakek bahasa inggris sih* Tapi, semangat untuk mengutak- ngatiknya ampe ngerti semakin menderu debu. Aku lupa, apa motivasiku gabung sama multiply. Yang jelas aku mau melihat dunia dari sisi berbeda. Yang tidak terjangkau oleh sembarang orang. Bagiku... Multiply rumah ketigaku . . . setelah Baiti Jannati dan sekretariat Lembaga Dakwah Kampus ku. Tempat berbagi kebahagiaan dan kesedihan, tempat menuangkan segala keluhan dan perhatian, tempat mengembangkan kreatifitas dan semangat. Dan ini yang paling kusuka dari MP . . . Ukhuwwah yang begitu membuatku takjub. Padahal 100 % dari ”tetangga” ku di MP tidak pernah bertatap muka denganku langsung. Tapi, rasanya dekeeeeeetttt banget. Rasa apa ini sebenarnya??? Kok bisa . . . Yah... Inilah Ukhuwwah karnaNya ^___^ . Satu lagi, MP bagiku tempat belajar yang efektif untuk membuatku semakin ingin belajar menulis dan berimajinasi.

Oh iya, mengutip dari sebuah kalimat didalam bukunya Bapak Herwono ”Andaikan buku itu sepotong Pizza” Didalam diri –lebih- dalam (inner-self) setiap insan, ada ”sepasang sayap” yang siap membawa diri menjelajahi hal-hal yang tidak terbayangkan. ”Sepasang sayap” itu bernama IMAJINASI.

Maka izinkanlah aku terbang dengan ”kedua sayap” ku. Izinkan aku berimajinasi. Tentang sebuah negeri dogeng yang berada dipelosok bumi subur nan indah. Entah kenapa aku berimajinasi aneh seperti ini. Tapi ini impian. Aku mempunyai imajinasi, Jikalau Kampung MP itu benar-benar ada. Seperti apa bentuknya yaks??? Kampung yang ASRI lagi bersih yang mempunyai penduduk kira-kira sekian juta orang. Yang rukun dan damai. Diujung jalannya ada pak satpam yang ramah lagi soleh *acung tangan sapa yang mau jadi satpam* terus agak kedalem dikit ada taman besar ditengah kampung. Tempat bermain anak-anak. Deket musholah ada mini market punya si Lya (lyakeyen.multiply.com). Terus agak kelang beberapa rumah ada Taman Kanak _kanak Islam Terpadu Punyanya Vyka (diaryvyka.multiply.com) samping TKIT. ada SD,SMP, SMA IT *hayo siapa yang mau daftar jadi gurunya Ada warga MP yang lulusan FKIP??? Silahkan daftar ...* Selain itu juga ada RUMAH SAKIT Islam. Kalo aku mau buka rumah makan Padang ajah ^^ *padahal kagak bisa masak. Hee....* . Ada lagi nich , Ada pasar tradisonal diujung kampung. Terus, Tiap 1 minggu sekali pengajian dimusholah dan Tiap 1 bulan sekali warga MP kumpul dibalai MP buat arisan. *Hahaha.. makin aneh. Lanjutkan!!! * 2 Minggu sekali gotong royong bersih-bersih kampung. Warga MP wajib sholat dimusholah kampung. *Huaaaa... seru yaks. Imajinasi tingkat tinggi neh* Tapi... Apalagi yaks??? *kehabisan kata-kata* Pokoknya dan lain lain deh. Silahkan kembangkan Imajinasi kalian masing-masing.

Ini hanya Imajinasi.Hanya imajinasi seorang Armelia Rizky Hidayati yang suka ga’ nyambung. Tapi andai Kampung MP itu benar-benar ada, aku mau tetangga-an sama siapa yaks??? Sama siapa pun aku mauuu, khan warga MP pada baik-baik.

Ukhti, walaupun kampung MP didunia ini sulit diwujudkan. Tapi entar pas disyurga, kita minta sama Allah minta buatin kampung untuk eMPers . . . Okeh.. jangan lupa yaks !!! $%^&*@

Ukhti... I Lope Yu Puuuullll ^^

Note : bagi nama-nama yang dicantumkan diatas. Jangan protes yaks.. Pinjem dulu namanya ^^