Selasa, 22 Maret 2011

Hibenate time


pengen hiatus dari eFBe... suka ada copy cat gitu deh. hueehehehe *geer :p

Suntuknya Pagi Hari





"Walaupun masih ngantuk dan capek. Harus di tekadkan kalo ba'da subuh tidak akan tidur lagi. SEMANGAT "

"Untuk mengisi tenaga aktifitas hari ini supaya ga lesu, aku harus sarapan yang banyak. Nyam...Nyammm..Nyaam... Amashitaaa ... "

" Abis makan kenyaaang, supaya ga tergoda buat tidur lagi. Mari kita langsung mandi, jangan lupa menggosok Gigi"


# Gambar dari grup Moon Young Geun di FB #

悲しい

Pernah merasa diasingkan kah?

Atau merasa orang-orang pada ga perhatian dan ga peduli sama kita

Atau merasa tak dirindukan orang-orang hingga seharian tak menerima SMS atau pun hanya sekedar MC dari teman

Sedih pastinya khan yah?

Lalu salah siapa?

Salah mereka, teman-teman kita kah ?

Oh… Mungkin hati kita yang terlalu perasa kali yaaah

Entahlah


... bukan curhatan diri yah ...


#gambar dari google ...

Minggu, 20 Maret 2011

Monster Dibalik Pintu


Ingin berteriak sekencang-kencangnya
Biar pun beruang yang tertidur dibawah pohon itu akan terbangun dan marah
Aku tak peduli,
Karena beruang itu jauh lebih cute dibandingkan monster dibalik pintu sana
Monster itu mengunyah renyah impian yang kurajut tahun lalu
Monster itu sangat menyeramkan, sangat menyeramkan
Tidak ada tanduk memang
Apalagi taring, ia memang tak punya
Tapi ia memiliki sesuatu yang lebih menakutkan dari itu
Yaitu “perasaan TEGA” yang tak luluh oleh air mata sekali pun
Monster itu telah membuat detak jantungku terus berdebar tidak normal
Nafasku yang kian disesaki oleh kekhwatiran
Otakku yang makin dihimpit oleh ketakutan
Dan hatiku yang hampir goyah dijejali keputus asaan
Kalo saja bukan karena Alloh yang menjagaku
Mungkin aku sudah GILA !!!

Jumat, 17 Desember 2010

MALAIKAT YANG CEREWET

Malaikat ini mempunyai Wajah yang bercahaya, jiwa yang lembut bak awan pagi. Senyumnya meneduhkan, belaiannya menentramkan, nasehatnya menenangkan. Sebagai seorang yang berada disampingnya, tentu perasaan-perasaan seperti itu sudah sepantasnya dirasakan.Ia bagai malaikat yang menjaga dan melindungi kita dari perbuatan –perbuatan yang Alloh tak sukai.

Siang itu menjelang zuhur, aku sendirian di kantor karena partner kerjaku lagi libur. Bermaksud mau pulang cepet karena mau kuliah, jadi aku udah beres-beres ruangan dulu sebelom aku balik. Eh..tiba-tiba beberapa anak murid perempuan datang keruanganku dengan wajah kusut dan manyun. Aku menanyakan apa gerangan yang terjadi pada diri mereka. Keinginan untuk bersegera pulang sepertinya harus ditunda dulu.
Muncullah pertanyaan dariku untuk memecahkan kebingungan ini.
“Ada apa dek? Ada yang bisa ibu bantu??? “Tanya ku
Dan ternyata mereka saling senggol dan saling tunjuk “kamu dulu deh,kamu dulu ajah. Ah..tadi khan kamu yang ngajak aku keruang BK”
Aiihh…aku jadi bingung dibuat mereka. Setelah peristiwa saling tujuk sana sini. Akhirnya ada yang berani membuka wacana.
“ Bu, aku kesel sama Mamah ku “
“Loh, kenapa ?”
Setelah konseling panjang lebar. Barulah diketahui anak-anak yang pada datang keruanganku, mengeluh tentang perlakuan ibu mereka yang ga pernah puas dengan kerja mereka.
“Mamah tuh yah Bu, suka nyuruh-nyuruh terus. Ga Tau apa aku tuh capek.” *nangis
Eh..yang lain juga mengiyakan. Hadoh….
“terus yah bu, setiap pekerjaan kita ga pernah dianggap bener.Ada ajah yang salahnya. Huh…sebal deh Bu “ *nangis juga
Dan ini pun di-iyakan oleh yang lainnya.
Intinya, mereka sebal dengan perilaku Ibu yang banyak nuntut mereka harus benar dalam segala hal. Mendengar opini mereka, membuatku tersenyum simpul. Karena apa yang mereka katakan, pernah aku katakan juga saat aku seusia mereka.
Padahal, seorang ibu sebawel apapun, secerewet apapun beliau tetap menjadi “malaikat penjaga” kita. Lalu kenapa Kebaikan-kebaikan yang telah banyak beliau lakukan jadi tetutupi karena kecerewetan mereka terhadap kita ???
Dibalik kecerewetan itu ada perhatian yang tersembunyi terhadap kita,
Dibalik kecerewetan itu ada pengharapan besar kepada kita
Dibalik kecerewetan itu ada pembelajaran tidak langsung yang diberikannya kepada kita
Walaupun ia cerewet tetap saja Allah memilih dia sebagai “malaikat” yang terus menerus menjaga dan melindungi kita *jadi inget video renungan tructco “Ibu Tercinta*
Untukku :
“Karena, jika engkau menikah umur 25 tahun, maka kau mempunyai waktu 3 tahun untuk satu rumah bersamanya dan selalu mendengar kecerewetannya. Jadi, nikmati sajalah”
Untuk mamah yang kurindu kecerewetannya ^_^

Minggu, 05 Desember 2010

Jomblo 22 tahun

Pada pagi menjelang siang, saat jam istirahat sekolah. Ada siswa ku yang mendatangi ruangan seraya bermuka masam. Ia tampak murung dan sepertinya butuh pundak untuk menjadi sandaran hatinya yang sudah lelah makan hati. Baru mulai berbincang dengannya tiba-tiba ia menangis. Ternyata ia baru putus dari sang kekasih *heuh, lebay ah Dek, pakek nangis-nangis segala* .
Saat itu juga aku bersedia meminjamkan telingaku dan berusaha menjadi pendengar terbaiknya. Kukuras otakku agar dapat bersama memecahkan masalahnya ini. Minimal menghilangkan rasa cemas pada dirinya.
Bel masuk pun berbunyi. Aku lihat dirinya sudah agak stabil dan bisa tersenyum. Aku bahagia bisa melihat senyumnya. Teringat saat awal memasuki ruanganku dia sangat murung sekali. Sebelom konseling berakhir dia pun berkomentar
“Bu, berarti aku jomblo dunk yah “
“ Yah..gpp dunk, malah lebih enak. Bisa merasakan kebebasan tanpa ikatan aneh itu “
“ga enak lah Bu, masa temen-temenku pacaran aku ga. Lagi pula yah Bu aku mah jomblo biasanya paling lama 2 hari, lah ini udah 1 minggu “ *dia tampak bersedih kembali
“jiyaahh, mending dunk Cuma 1 minggu. Ibu donk, 22 tahun ngejomblo. Biasa ajah tuh “
“hah, masa Bu ….. “
Huff…begitulah remaja. Hidup mereka penuh kelabilan. Andai tak punya iman yang kokoh, terjerumus pada hal-hal yang negative pun kemungkinan besar akan terjadi.
Dan yang perlu diluruskan dari pikiran mereka adalah bagaimana cara bergaul yang sehat dengan semua teman, termasuk teman lawan jenis. Dan ini yang paling sulit, karena sepertinya sudah mengkarakter pada kehidupan remaja saat ini. Rasanya semua jurus dan trik menurut para ahli dan menurut agama udah aku paparkan. Tapi masih ajah banyak anak yang belom mau terima. Aku masih harus banyak belajar untuk ini. Menyentuh hatinya dan mendoakannya pun sebagai jalan aku untuk masuk ke logika mereka. Tetap memasuki dunia mereka dengan cara yang ahsan, karena “Barang siapa memerintah kebaika, maka hendaklah ia memerintah dengan baik pula” [Atsar Sahabat ra, dikutip dari jum’ah amin abdul aziz, 1997:188]

PUJAAN HATI AYAH

Lelaki itu ayahku. Ayah punya pujaan hati.Tapi tak membuat Ibu cemburu. Hanya ibu kesal, kenapa ayah lebih mementingkan pujaan hatinya dibanding ibu. Pujaan hatinya itu menguras kantong ayah. Ayah kira ia tak bisa hidup tanpa pujaan hatinya. Huff…sebagai anak tentu aku sangat marah. Berulang kali aku emosi dan marah. Tapi selalu dianggap ayah santai.”Huh…sebal”batinku. akhir-akhir ini Aku merasa ayah makin berlebihan memuja pujaan hatinya itu. Aku sedih, aku tak ingin ayah ketergantungan dengan pujaan hatinya. Kasihan ibu, aku dan adik-adikku. Kami merasa terzholmi dengan perilaku ayah. Tapi aku tak pantang menyerah. Aku selalu mengingatkan ayah. Dan selalu ditanggapi dingin oleh beliau. Padahal mungkin omelanku sudah memekakkan telinganya.
Dan tibalah pada suatu hari, ayah bekata mau menjauh dari pujaan hatinya. Kami sekeluarga sangat senang. Terutama aku, karena aku merasa usaha dan doaku tak sia-sia. Alhamdulillah. Tapi itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa hari, kudapati ayah berdekatan lagi dengan sang pujaan hatinya. Aiihh…kecewa sekali saya. Mau marah rasanya tak kuat lagi, dan akhirnya menangis.
Hingga pada suatu hari aku dikejutkan dengan sakit ayah yang parah. Aku heran. Kenapa ? kenapa ayah bisa sakit separah ini.. Aku hanya bisa menangis melihat ayah tertidur kesakitan diatas ranjang rumah sakit. Dan dokter pun memberikan penjelasannya.Ternyata Pujaan hatinya lah yang membuat ayah sesakit ini. Selidik punya selidik, ayah sudah berdekatan dengan sang pujaan hatinya sebelom menikah dengan ibu. Tepatnya saat SMA. Wajarlah Pujaan hatinya menguasai diri Ayah. Aku tambah menangis sesegukan saat dokter melihatkan hasil ronsen paru-paru ayah. Aduh, Ayah…. Lihatlah paru-parumu telah digerogoti penyakit. Ini akibat pujaan hatimu yang kau bilang tak bisa hidup tanpanya. Ternyata batuk yang keseringan itu akibat ini. Asapnya telah bergelumur di paru-parumu Ayah. Pujaan hatimu Telah membolongi paru-parumu, tempat nafasmu bersemayam. Ayah, tak taukah engkau akibatnya. Ah….tak mungkin kau tak tau. Toh, dikotak rokok pun sudah tertulis akibat-akibatnya. Ayah…kata dokter tadi engkau tak bisa terselamatkan. Karena paru-parumu sudah parah sekali. Walaupun bisa, engaku akan hidup dengan paru-paru yang tak lagi normal. Saat mendengar dokter berkata seperti itu, Hatiku hancur ayah, rasanya ingin menjerit sejadi-jadinya bahkan ingin menampar dokter itu. Aku tetap berdoa dan optimis. Dan meminta pada Sang Penggengam Nyawa, untuk menyelamatkanmu, untuk menyembuhkanmu, tak henti-henti aku menangis dalam doa. Aku ingin masih bersama Ayah. Sungguh Ayah, masih ingin sekali.
Ahad pagi, perkiraan dokter benar terbukti. Kau benar-benar pergi untuk selamanya. “Ayaaaaaaahhhhhh” teriakku……

Ayah, andai waktu bisa diulang
Mungkin aku adalah orang terketat yang akan menjagamu
Menjagamu dari rayuan sang “pujaan hati”mu
Yang membuat ayah ketergantungan ,Si Rokok menyebalkan

Andai waktu bisa diulang kembali
Aku akan menjaga ayah semampuku
tak kuizinkann sebatang rokok pun kau hisab
benar-benar tak kuizinkan
dan akan kuganti dengan permen kacang favoritmu

Andai waktu bisa diulang kembali
Ku buatkan ayah teh hangat sebagai penganti kopi favoritmu
Dan kucoba memberitahumu dengan perlahan
Bahwa kopi tak baik untukmu ayah
Dan aku beserta adik-adiku kini
Membenci ROKOK

PUJAAN HATI AYAH

Lelaki itu ayahku. Ayah punya pujaan hati.Tapi tak membuat Ibu cemburu. Hanya ibu kesal, kenapa ayah lebih mementingkan pujaan hatinya dibanding ibu. Pujaan hatinya itu menguras kantong ayah. Ayah kira ia tak bisa hidup tanpa pujaan hatinya. Huff…sebagai anak tentu aku sangat marah. Berulang kali aku emosi dan marah. Tapi selalu dianggap ayah santai.”Huh…sebal”batinku. akhir-akhir ini Aku merasa ayah makin berlebihan memuja pujaan hatinya itu. Aku sedih, aku tak ingin ayah ketergantungan dengan pujaan hatinya. Kasihan ibu, aku dan adik-adikku. Kami merasa terzholmi dengan perilaku ayah. Tapi aku tak pantang menyerah. Aku selalu mengingatkan ayah. Dan selalu ditanggapi dingin oleh beliau. Padahal mungkin omelanku sudah memekakkan telinganya.
Dan tibalah pada suatu hari, ayah bekata mau menjauh dari pujaan hatinya. Kami sekeluarga sangat senang. Terutama aku, karena aku merasa usaha dan doaku tak sia-sia. Alhamdulillah. Tapi itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa hari, kudapati ayah berdekatan lagi dengan sang pujaan hatinya. Aiihh…kecewa sekali saya. Mau marah rsanya tak kuat lagi, dan akhirnya menangis.
Hingga pada suatu hari aku dikejutkan dengan sakit ayah yang parah. Aku heran. Kenapa ? kenapa ayah biss sakit separah ini.. Aku hanya bisa menangis melihat ayah tertidur kesakitan diatas ranjang rumah sakit. Dan dokter pun memberikan penjelasannya.Ternyata Pujaan hatinya lah yang membuat ayah sesakit ini. Selidik punya selidik,ayah sudah berdekatan dengan sang pujaan hatinya sebelom menikah dengan ibu. Tepatnya saat SMA. Wajarlah Pujaan hatinya menguasai diri Ayah. Aku tambah menangis sesegukan saat dokter melihatkan hasil ronsen paru-paru ayah. Aduh, Ayah…. Lihatlah paru-parumu telah digerogoti penyakit. Ini akibat pujaan hatimu yang kau bilang tak bisa hidup tanpanya. Ternyata batuk yang keseringan itu akibat ini. Asapnya telah bergelumur di paru-parumu Ayah. Telah membolongi paru-parumu, tempat nafasmu bersemayam. Ayah, tak taukah engkau akibatnya. Ah..kurasa kau tau. Toh, dikotak rokok pun sudah tertulis akibat-akibatnya. Ayah…kata dokter tadi engaku tak bisa terselamatkan. Karena paru-parumu sudah parah sekali. Hatiku hancur ayah, rasanya ingin menjerit sejadi-jadinya bahkan ingin menampar dokter itu. Aku tetap berdoa dan optimis. Dan meminta pada Sang Penggengam Nyawa, untuk menyelamatkanmu, untuk menyembuhkanmu, tak henti-henti aku menangis dalam doa. Aku ingin masih bersama Ayah. Sungguh Ayah, masih ingin sekali.
Ahad pagi, perkiraan dokter benar terbukti. Kau benar-benar pergi untuk selamanya. “Ayaaaaaaahhhhhh” teriakku……

Ayah, andai waktu bisa diulang
Mungkin aku adalah orang terketat yang akan menjagamu
Menjagamu dari rayuan sang “pujaan hati”nya
Yang membuat ayah ketergantungan ,Si Rokok menyebalkan

Andai waktu bisa diulang kembali
Aku akan menjaga ayah semampuku
tak kuizinkann sebatang rokok pun kau hisab
benar-benar tak kuizinkan
dan akan kuganti dengan permen kacang favoritmu

Andai waktu bisa diulang kembali
Ku buatkan ayah teh hangat sebagai penganti kopi favoritmu
Dan kucoba memberitahumu dengan perlahan
Bahwa kopi tak baik untukmu ayah

AKU BENCI ROKOK

Senin, 01 November 2010

Lagi, Saya “ Dilecehkan”

Pada suatu hari yang cerah di hari senin, kantor ku kedatangan tamu dari BKKBN (yang lagi gencar-gencarnya promosi GENRE, yang iklannya si Jojo n Sinta itu loh). Sehabis Upacara, siap-siap ngerapi-in ruangan yang emang udah rapi. Kiky gitu loh *plaaaks* . Jam 9 pagi tamu udah dateng, ngobrol-ngobrol sama koordinator guru Bimbingan Konseling disekolah. Ditengah asik ngobrol dan shearing, koordinator BK kedatangan tamu dari diknas. Akhirnya aku yang ngajakin ngobrol tuh ibu-ibu dari BKKBN. Tibalah obrolan kami ke suatu peristiwa yang saya merasa “dilecehkan”.
Ibu BKKBN : “ Ga masuk kelas Dek”
Aku : “ ga Bu, di sekolah ini guru BK ga ada jam masuk kelas” *senyum
Ibu BKKBN : “emang ga dimarah gitu”
Aku : “ ya nggak Bu, emang dari sekolah ga kasih jadwal “
Ibu BKKBN : “ Maksudnya kamu ga belajar, emang ga di marahi gurunya apa”
Aku : “ Hah…. *melotot*, Saya GURU Buuuuuuu *pengen teriak
Ibu BKKBN : hah, masa ?? badannya kecil sih
Aku : =..= *tegaaaaaaa
Padahal hari itu aku pakek jilbab ijo plus blazer batik ala ibu-ibu banget. Dari tadi juga mondar mandir dengan sepatu high heels yang berbunyi-bunyi “kletak-kletok”. Ah… ibu itu ,sungguh, semoga Allah memberkahi mu ibu. Apa aku kurang wibawa yah sebagai guru??? Huhuhu…. Emang wibawa beli dimana sih, aku borong deh *stress, sering “dilecehkan” *
Dilecehkan disini maksudnya, sering ga di anggap bahwa aku seorang guru, banyak juga anak murid yang enggan manggil aku “ibu” malah manggilnya “Mbak”. Padahal aku guru mereka. Ga sedikit juga anak muridku yang bilang “emang dia guru?” nanya sama temen mereka dengan suara yang gede. Nasib badan kecil. Alhamdulillah ^____^
Wibawa itu muncul bukan karena seseorang itu suka marah-marah. Bukan pula karena badannya besar, atau pasang tampang serem. Tapi wibawa itu ada pada mereka yang bijak dan tegas dalam menyikapi sesuatu. Aku sedang belajar untuk itu. Mari terus belajar, tanpa mudah kecil hati. Luaskan hatimu seluas samudera, kelak garam sebanyak apapun yang tercampur kedalamnya tak akan berpengaruh pada rasa airnya.

Selasa, 19 Oktober 2010

Berawal Karena Huruf “A”

Apakah namamu berawalan huruf A????
Kalo iya…, Sama dunk. Toss dulu nyok ^^
Ternyata huruf A menyimpan banyak misteri
Sempet protes juga sama papah gara-gara dikasi nama berawalan huruf A
Kenapa protes?karena pas sekolah dulu, absen selalu pertama atau paling jauh ketiga. Ya…di awal-awal lah. Bukan hanya aku yang protes, adik-adik ku pun juga. Karena kami berempat saudara namanya berawalan huruf A.
Kalo disuruh ngerjain tugas kedepan pasti deh duluan. Yah karena itu tadi, absennya nomor satu. Karena Absensinya sesuai huruf abjad. Nasib. Tapi, ternyata orang tua emang ga sembarang kasih nama. Kenapa orang tua kasih nama berawalan huruf “A” ??? karena dia mau, anaknya selalu siap dalam menghadapi tantangan , contohnya ya itu pas sekolah. Maju ke depan disuruh duluan, karena absen pertama tadi, atau ujian lisan atau banyak deh pokoknya. Tapi aku bersyukur…. Mental ku sudah teruji *tsaaahh